Self harm memang masih dianggap tabu untuk dibicarakan, sebagian orang menganggap bahwa self harm adalah aksi mencari perhatian. Padahal kita tidak tahu, bisa saja di antara kita bisa saja melakukannya.
Apa itu self harm? Suatu bentuk respond negatif terhadap sebuah permasalahan seperti depresi, kemarahan, rasa kesepian, dan lain-lain. Secara umum self harm dilakukan dengan cara sengaja. Menyakiti diri sendiri dengan cara fisik seperti, menarik rambut, membenturkan kepala ke dinding, mencakar, memukul, menyayat, atau overdosis zat tertentu. Orang-orang yang melakukan self harm kemungkinan merasa tidak punya alternatif lain untuk menyelesaikan permasalahan atau tidak berani mengungkapkan cerita kepada orang lain namun juga tidak mampu menampungnya sendiri.
Psikolog Laurentius Sandi dari Personal Groweth mengatakan, perilaku self harm bisa meninggalkan bekas permanen akibat sayatan yang menyebabkan infeksi, sampai kerontokan rambut. Jika dilihat dari aspek psikolog, self harm memiliki kecenderungan ingin selalu menyendiri yang semakin dalam, muncul rasa bersalah, hingga depresi. Lalu apa yang bisa dilakukan untuk menghentikan perilaku self harm?
Berikut di bawah ini hal yang dapat dilakukan untuk menghentikan self harm menurut dokter Rumah Sakit Awal Bros:
- Kelilingi diri dengan benda yang memiliki arti positif
Benda-benda yang memiliki arti positif seperti foto orang tersayang, aroma terapi, catatan berisi ungkapan cinta/dukungan dari dirimu sendiri tentu bisa mendorong kamu untuk selalu berpikir positif. Kamu bisa dengan mudah berpikir ulang saat ingin melakukan hal-hal yang negatif.
- Alihkan pikiranmu dari tindakan self harm dengan menggambar, atau menulis
- Atur ulang pikiran dengan bertanya pada diri sendiri “apa yang membuatku merasa begitu sedih?” dan “apa yang membuatku begitu marah?”
- Kenali situasi apa saja yang memicu untuk melakukan self harm
- Gunakan cara lain untuk meluapkan emosi seperti memukul bantal, merobek kertas, atau meremas es batu
- Lakukan olah tubuh, seperti berlari, menari, lompat tali, yoga, dan lain-lain
- Memaafkan diri sendiri yang mungkin mengalami kegagalan
- Menemui psikologi jika masih kesulitan mengendalikan dorongan untuk melakukan self harm
Menurut dr. Zaidul Akbar, mengatasi self harm atau depresi yang melanda adalah dengan senantiasa mengingat Allah, menjaga hati untuk tidak dipenuhi dengan emosi negatif dengan zikir dan tangisan kepada Ilahi Rabbi. Sebab pada saat depresi, tandanya kalbu kita sedang sakit. Cara mengobatinya dengan bersyukur dan perbanyak melakukan kebaikan. Wallahu ‘alam. Semoga kita bisa mengontrol emosi yang ada dalam diri kita dan selalu dalam lindungan Allah subhanahu wa ta’ala.